DBD dan Chikungunya Mengancam Loteng

LOMBOK TENGAH, MP – Demam Berdarah Dengue (DBD) dan chikungunya kini tengah mengancam Kabupaten Lombok Tengah. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Loteng menunjukkan adanya peningkatan terhadap dua penyakit tersebut.

Dimana, DBD hingga Bulan Oktober ini sudah di angka 113 kasus dan cikungunya diangka 111 kasus. Jika dibandingkan hingga akhir tahun 2015, DBD hanya mencapai 78 kasus dan chikungunya hanya mencapai 70 kasus. “Memang di tahun ini telah terjadi peningkatan. Untuk itu kita patut waspada,” kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dikes Loteng, Banding, SKM, kemarin.

Apalagi, DBD telah menelan korban dulu di Bulan Maret, yakni warga Kauman Kecamatan Praya. Sedangkan, untuk chikungunya hingga kini belum ada yang sampai meninggal dunia. Untuk itu, ia sarankan apabila ada gejala tak usah ditunda untuk memeriksakan diri ke tempat pusat pelayanan kesehatan terdekat. Dengan begitu, warga cepat mendapat pertolongan dari tim medis.

Oktober memang menjadi musim peralihan awal dari musim panas menuju penghujan. Pancaroba membawa konsekuensi curah hujan yang cukup tinggi. Namun karena sebelumnya merupakan musim panas, masyarakat umumnya lalai dengan kebersihan lingkungan sekitarnya.

Dengan begitu, ia kembali sarankan warga untuk memberishkan tempat saluran dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Diantaranya dengan penebaran bubuk abate dan melakukan 3M. Yakni menutup bak mandi, menguras bak mandi, dan mengubur barang bekas.  Bukannya malah meminta untuk difogging. Karena fogging tak membuat wilayah tersebut bebas DBD. Sebab fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik.

Sementara, dari data yang paling banyak terjadi penyakit DBD, yakni di Kecamatan Praya, Kopang dan Jonggat. Sedangkan untuk chikungunya paling banyak terjadi di Desa Mangkung Kecamatan Praya Barat dan Kecamatan Kopang. “Intinya kita telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi dan mencegah perkembangan kasus DBD dan chikungunya. Namun upaya tersebut belum cukup membuat angka penderita DBD dan chikungunya menurun. Karena semua itu juga tergantung dari kesadaran masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk,” tungkasnya. |dk