Kadus se-Desa Puyung Tolak Penyaluran Rastra

LOMBOK TENGAH, MP – Kadus se Desa Puyung Kecamatan Jonggat menolak Beras Sejahtera (Rastra) yang dibagikan Bulog cabang Ubung Kecamatan Jonggat, Rabu (14/6) kemarin di Desa Puyung. Pasalnya, beras yang didrop kondisinya tidak layak untuk dimakan.  “Bagaimana kami akan terima, beras yang didrop sudah tidak layak dikonsumsi,” tutur semua kadus se-Desa Puyung di kantor Desa Puyung, kemarin.

Selain, warnanya kuning dan kehitam-hitaman ucap Kadus Otak Desa, H Sahri, beras itu juga berbau dan berkutu. Bahkan, persoalan ini bukan yang pertama kali terjadi. Pada penyaluran pertama kemarin, kondisi kualitasnya juga sama. Tapi, itu bisa kita maklumi. Karena, kemungkinan pada pendropingan yang keduanya tidak akan terulang lagi. Buktinya, sekarang Bulog kembali mendrop beras dengan kualitas yang sama, yakni tidak layak dimakan. “Kalau Bulog tidak saja memberikan beras yang bagus, kami dan semua kadus tetap menolak. Biar saja desa Puyung tidak dapat Rastra. Masyarakat pun juga sudah siap melakukan penolakan,” tegasnya.

Oleh sebab itu, pada pendropingan kali ini, ia bersama semua kadus telah mengembalikan beras tersebut ke Bulog. Malah yang miris terdengar dari kata petugas pendroping Rastra dari Bulog, yang mengatakan kalau kualitas beras yang ada di gudang Bulog semuanya sama. “Kalau seperti itu, kami tetap tidak akan terima beras tersebut,” kata Kadus Dasar Ketujur, Suradi.

Selain kualitasnya yang jelek tambah Suradi, beratnya juga terkadang sering berkurang. Malah kekurangnya bisa sampai 2 kg hingga 3 kg dari berat seharusnya 15 kg. “Ini juga selalu menjadi keluhan masyarakat kami,” ujarnya.

Disatu sisi, ucap Kadus Muso, Suparna, terhadap Rastra ini pemerintah pusat telah memberikan subsidi sebesar Rp 9 ribu per kg. Sehingga, masyarakat hanya diminta bayar rastra sebesar Rp 1.600 per kg ke Bulog. Namun, buktinya Bulog malah menyalurkan beras tidak layak dimakan. “Lantas dikemanakan uang subsidi itu,?. Sehingga kualitas beras yang diberikan ke masyarakat tidak layak dimakan, seperti yang didrop saat ini,” ucapnya.

Sebelumnya, program Pemerintah Pusat tersebut, sempat juga menuai sorotan dari warga Desa Leneng Kecamatan Praya. Karena, beras yang dibagikan Bulog beratnya selalu berkurang. Terkadang ada yang sampai 2 kg hingga 3 kg. Atas persoalan itu, Ketua Badan Keamanan Kelurahan (BKK) Leneng, Selamet Riyadi meminta aparat penagak hukum untuk mengusut persoalannya tersebut. Karena bukanya hanya terjadi satu dua kali, melainkan sering terjadi pengurangan jika dilakukan pendropingan. “Biar ada efek jeranya, kami minta aparat penagak hukum untuk mengusutnya,” tungkasnya. |dk