Lombok Tengah – Komisi II DPRD Lombok Tengah (Loteng), melakukan sidak ke Sentra Olahan Tepung Tapioka di Desa Pancor Dao Kecamatan Batukliang Utara Loteng. Dalam sidak ini, langsung di pimpin ketua komisi II DPRD Loteng Lalu Ahyar kemarin.Ketua Komisi II DPRD Loteng Lalu Ahyar mengatakan, sarana dan prasarana sentra pengolahan tepung Tapioka ini, tinggal di tambah. Sebab beberapa sarana dan prasarana yang ada, masih ada kekurangan dan perlunya dilengkapi.“Sentra pengolahan tepung tapioka di Pancor Dao ini tinggal kita tambah kelengkapannya saja, biar nantinya kemampuan produksinya mampu menembus pasar sampai ke luar daerah,” katanya di ruang kerjanya, Selasa (12/11).
Kenapa ini perlu mendapatkan dukungan penuh, sesuai hasil temuan saat sidak, sehari saja bisa memproduksi 3 sampai 4 ton, jumlah ini sangat banyak jika dibandingkan dengan lamanya beroperasi.Selain itu, indeks kebutuhan masyarakat akan tepung Tapioka ini sangat tinggi, sehingga perlu mendapatkan asupan dan penambahan sarana dan prasarana.“Sentra ini bisa dikatakan belum lama lo, namun tingkat produksinya tinggi, apalagi ke depan, pastinya produksi tepung tapioka semakin banyak, jadi kita perlu untuk menambah jumlah pengolahan, tentunya sarana dan prasarana termasuk tenaga kerjanya, kita tambah,” ungkapnya.
Selain itu, kemasannya juga tidak kalah penting harus lebih istimewa, kendati kemasannya saat ini baik, baik kemasan standar ataupun premium
sudah ada, itu juga harus disempurnakan. “Target kita ke depan, produksi tepung tapioka Loteng harus tembus ke Nasional, makanya harus kita benahi dari sekarang, mengingat bisnis ini sangat menjanjikan,” sambungnya.
Menjanjikan lanjut politisi Golkar ini, di samping tingkat kebutuhan masyarakat tinggi, pengembangan tepung tapioka di Loteng lebih pres, sebab bahan bakunya tidak di datangkan dari luar, artinya bahan bakunya saat ini sudah disediakan. “Kalau tidak salah dinas Pertanian sudah menyiapkan lahan tempat penanaman bahan baku dan infonya masih proses tinggal di panen, jika benar demikian, saya harapkan dua OPD ini harus saling sokong, agar kebutuhan pasaran bisa optimal,” harapnya.
Sementara itu Kabid Industri pada Dinas Perindustrian dan perdagangan Loteng Baiq Yuliana Sapriani menjelaskan, sebenarnya untuk bahan baku sendiri, khusus di Loteng sudah ada lokasi penanaman sekitar 50 hektar, dari 50 hektar tersebut, ada di Desa Tanak Beak, Lantan Kecamatan Batukliang Utara, di Pringgarata dan di Aik Bukak Kecamatan Batukliang. Bukan hanya itu saja di Kabupaten Lombok Utara juga sudah ada 200 Hektar, termasuk di Lombok Timur 200 Hektar . “Yang jelas, untuk bahan baku sudah tersedia di dalam daerah,” tuturnya.
Cuman lanjutnya, jenis varietas singkong sekoci sesuai kebutuhan, memang belum ada di Lombok secara umum, namun apabila dibandingkan jenis varietas singkong lokal varietas sekoci/singkong putih lebih banyak menghasilkan sari Pati dari singkong itu dan singkong itu sudah ada di Lombok dan sudah dibuktikan kualitas pati sari nya. (*)