LOMBOK TENGAH – Sepanjang musim kemarau di tahun 2023, kebutuhan air bersih di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) terus meningkat. Permintaan suplai air bersih dari beberapa desa terdampak kekeringan terus meningkat, baik itu ke pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Ardhia Rinjani Loteng.
Terkait dengan meningkatnya kebutuhan tersebut, PDAM Loteng hingga dua bulan terakhir ini sudah menyalurkan air bersih bagi masyarakat di 80 titik. Hal itu sesuai dengan permintaan masyarakat, khususnya desa-desa yang mengalami kekeringan terparah. Demikian diungkapkan Direktur Utama PDAM Tirta Ardhia Rinjani, Bambang Supratomo.
Dikatakannya, beberapa waktu lalu pihaknya bersama beberapa OPD dan Sekretaris Daerah (Sekda) sudah membahas masalah kekeringan yang terjadi di Loteng, terutama persoalan kebutuhan air bersih. Dengan melibatkan pihak terkait seperti BPBD, Dinas Pertanian, PDAM, Perkim, Bank NTB dan OPD lainnya, yang mana komando besarnya ada di BPBD.”Rapat ini dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam hal droping air bersih. Jadi kita bagi-bagi wilayah,” terangnya.
Ia menjelaskan, untuk permintaan air bersih, nantinya masyarakat diminta memasukkan surat ke BPBD atau PDAM. Surat itu minimal ditandatangani kepala dusun. Sebab, permintaan air bersih ini merata di setiap kecamatan. Kecuali Kecamatan Batukliang Utara yang tidak terdampak kekeringan.”Meski ada biaya yang ditimbulkan dalam droping air bersih ini, tapi tidak pernah kami bebankan ke masyarakat,” pungkasnya seraya mengatakan jika PDAM memiliki 5 unit mobil tanki untuk menyalurkan air bersih tersebut. (red)