Dewan Terima Hearing Masalah Pasar Renteng

Lombok Tengah – Pasar Renteng Kelurahan Renteng Kecamatan Praya Lombok Tengah (Loteng), adalah pusat jual beli atau perekonomian.terbesar di Loteng.

Namun ternyata di balik itu ada persoalan cukup komplit dan itu membuat para pedagang meradang.

“Kami butuh kejelasan, bagaimana sebenarnya pengelolaan di pasar Renteng, yang dikeluhkan para pedagang kita di sana,” ucap Ketua Lumbok Ate Untuk Kemanusiaan (Lauk) Hamzanwadi, Senin (17/3)

Kenapa pihaknya meminta sebenarnya pengelolaan di pasar Renteng, sebab sesuai hasil investigasi yang telah di lakukan teman teman LUAK, di mana pasar Renteng yang merupakan salah satu sentra perekonomian di Loteng, menghadapi permasalahan yang berpotensi menghambat aktivitas perdagangan, terutama yang ada di blok A,B,dan blok C.

Dimana para pedagang mengeluhkan minimnya jumlah pembeli yang datang ke lapak mereka. Dan itu disebabkan tata kelola pasar yang kurang tepat membuat para pembeli lebih terkonsentrasi di bagian luar, sementara bagian dalam sepi pengunjung.

Selain itu, pengelolaan pasar yang kurang optimal turut mempengaruhi kondisi ini.

“Kurangnya ketegasan dari pengelola pasar, sehingga para pedagang bebas mau buka jualannya di manapun di luar pasar, inilah yang menyebabkan para pembeli terfokus membeli kebutuhan mereka di luar, soalnya apa yang di jual di dalam sudah di jual di luar dan itu dibiarkan sama pengelola pasar, seolah olah tidak ada tanggungjawabnya,” ungkapnya. “Ternyata aturan yang telah dibuat, untuk dilanggar,” sambungnya

Tidak hanya itu, masalah kebersihan juga menjadi perhatian utama, sampah sampah yang menumpuk di beberapa titik pasar menimbulkan bau tidak sedap dan mengganggu kenyamanan, baik dari pedagang maupun pembeli.

“Jika urusan sampah bukan urusan pengelola pasar, lalu kenapa pengelola tidak berkoordinasi dengan dinas yang menangani persampahan, apakah pengelola pasar tidak respek atas sampah di pasar, atau koordinasi pihak pengelola dengan dinas yang menangani sampah terputus,” tanyanya.

Kemudian soal toilet yang tidak berfungsi di sebabkan air yang tidak tersedia, lalu di mana tanggungjawab pengelola pasar.

“Jangan hanya kita tertuju pada PAD semata, sedangkan pasilitas penunjang tidak kita diperhatikan, dan saya yakin PAD yang bersumber dari pasar Renteng tidak akan tercapai,” ujarnya.

Sementara itu wasekjen LAUK Samsul Hadi mengatakan, apa yang di sampaikan ketua LAUK hamzanwadi, pihaknya menilai sangat wajar jika para pedagang di dalam memilih untuk berjualan diluar (ditempat yg tidak semestinya). Di sebabkan pemasukan dari pedagang- pedagang yang ada di dalam tidak sesuai yang diharapkan.

“Kita tidak salahkan pedagang yang di dalam harus keluar mencari tempat yang lain, dan itu disebabkan ketegasan pengelola pasar lemah,” katanya.

Selanjutnya sesuai hasil investigasi yang sudah dilakukan dan berdasarkan keluhan para pedagang, LAUK menyatakan sikap.

Pertama, masalah utama dalam tata kelola Pasar Renteng meliputi tata letak pedagang yang tidak beraturan atau kurang tepat, pengelolaan pasar yang kurang optimal, serta kebersihan yang
tidak terjaga.

Selain itu, pedagang di blok bagian dalam mengeluhkan minimnya pembeli karena arus pengunjung lebih banyak di bagian luar.

Dua, pedagang yang berjualan di bagian dalam pasar mengalami penurunan pendapatan karena kurangnya pembeli. Pembeli juga terdampak karena kurangnya kenyamanan akibat tata letak yang tidak tertata dengan baik dan masalah kebersihan.

Tiga, persoalan ini berlangsung cukup lama dan semakin dirasakan sejak pasar mengalami perubahan dalam sistem pengelolaannya.

Empat, permasalahan terjadi di Pasar Renteng, terutama di bagian dalam pasar yang kurang ramai dibandingkan bagian luar.

Lima, masalah ini terjadi karena kurangnya perencanaan dalam tata kelola pasar, tidak adanya zonasi yang jelas untuk pedagang, serta kurangnya fasilitas pendukung seperti penerangan,
ventilasi, dan jalur akses yang baik untuk pembeli.

Ke Enam, Solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan evaluasi ulang terhadap tata letak pasar, menata ulang blok dagangan agar lebih merata, meningkatkan kebersihan dan fasilitas
pasar, serta melakukan promosi agar pembeli tertarik untuk menjangkau semua area pasar, termasuk bagian dalam.

“Untuk persoalan di Pasar Renteng, saya yakin hal yang sama juga terjadi di pasar pasar di luar Renteng, saya berharap dinas terkait lebih memperhatikan Pasilitas di pasar, sebab percuma kita kejar PAD, jika Pasilitas yang diberikan tidak lengkap,” kesalnya.

Sementara itu anggota DPRD komisi II Murdani mengaku, persoalan pasar pihaknya akui banyak para pedagang yang mengeluh, terutama para penjual di pasar Renteng.

“Soal menjamurnya penjual di luar pasar Renteng, dari arah MIN 1 Loteng sudah mulai menjamur, dan apa yang mereka jual sama dengan para penjual di dalam pasar Renteng, jadi wajar saja jika mereka banyak yang mengeluh, para penjual di luar area, harus ditertibkan,” pintanya.

Selanjutnya soal sampah di pasar Renteng banyak berserakan, hal itu butuh kebersamaan dan kekompakan. “Jika soal sampah bukan tanggung jawab pengelola pasar, sebaiknya pengelola bangun koordinasi dengan dinas terkait,” katanya.

Murdani menambahkan, apa yang dilakukan LAUK pihaknya sangat mengapresiasi dan ini tentunya jadi
pelajaran untuk lebih bersinergi dalam melakukan pembenahan.

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Loteng M. Imran mengucapkan banyak terimakasih, telah mengingatkan beberapa persoalan di Pasar Renteng untuk dibenahi.

Kendati selama ini pihaknya terus melakukan terobosan dan membutuhkan proses yang harus diselesaikan, demi tercapainya tujuan yang diharapkan.

“Masukan seperti ini kami harapkan, saling mengingatkan untuk perubahan itu penting, terimakasih kami sampaikan ke LAUK dan insyaallah ini jadi catatan untuk dilakukan perbaikan,” Katanya.

Soal penertiban dan pembinaan bisa dikatakan setiap hari petugas turun, namun yang namanya pedagang detik itu mereka mau diatur, namun terkadang mereka langgar ketika petugas tidak ada di tempat.

“Kita akan tingkatkan koordinasi dengan instansi terkait, baik dengan LH, Pol PP dan instansi tetkait lainnya,” janjinya.

Senada dikatakan Kepala UPTD Renteng Makmun, ia mengatakan soal sampah sering kali pihaknya menghubungi petugas sampah, namun di jawab kontainer masih dipakai dan diminta untuk bersabar.

Selanjutnya soal WC, ada yang dibuka dan di tutup, yang beroperasi itu yang ada airnya dan sebaliknya. “Jujur kita sempat nunggak, sehingga PDAM melakukan pemutusan dan insyaallah kita akan lakukan pembenahan,” janjinya. (*)