Pihak Swasta Teralu Banyak Terlibat Pada Pesoalan Pertanian

LOMBOK TENGAH,MP – Berbagai macam persoalan dalam pertanian, pihak swasta kerap kali terlibat sehingga merugikan para petani. Petani tidak mendapatkan informasi yang benar soal pertanian . Demikian disampaikan salah seorang anggota DPRD Lombok tengah, H.Kamran, Kamis (7/4) 2016 saat rapat Panitia Khusus (Pansus) LKPJ Akhir tahun anggaran 2015 Pemda setempat.

Pada rapat yang dihadiri, Kepala Badan BKP3 tersebut, H.Kamran mengungkapkan, disaat masyarakat sibuk bercocok tanam dan mencari tahu informasi mengenai pertanian agar tanaman mereka tumbuh baik, terkadang hal itu digunakan oleh pihak swasta mencari keuntungan.”Ada saja yang kemudian menawarkan produk mereka sehingga membuat petani terengaruh,”katanya.

Padahal obat-obat pertanian yang ditawarkan belum tentu baik untuk tanaman mereka. Yang memprihatinkan imbuhnya, pelaku adalah PPL pertanian yang bertugas sambil menawarkan produk yang ditawarkan dan mempengaruhi petani.”Tugas utama sebagai PPL pertanian malah dikesampingkan. Ini sangat miris sekali,”lirihnya.

Akibat pengaruh orang yang tidak jelas itu lanjut H.Kamran, membuat petani asal membeli saja apa yang ditawarkan. Ia mencontohkan, ada warga yang memupuk padinya dengan pupuk organic dari kotoran sapi, akibatnya justeru tanaman menjadi semakin buruk.”Akibat pupuk kotoran sapi itu, justeru rumput semakin banyak yang tumbuh dan merugikan petani. Semakin banyak biaya untuk bersihkan rumput,”ujarnya.

Menjawab hal tersebut, Kepala BKP3 Lombok Tengah, Ir.L.Iskandar mengatakan, apa yang dilakukan oleh PPL bila menguntungkan petani, maka hal itu menurut dirinya tidak menjadi persoalan.”Tetapi kalau merugikan petani, maka ini yang saya tidak sepakat,”ujarnya.

Terkait dengan banyaknya PPL yang terlibat usaha penjualan aneka produk obat-obatan pertanian lanjut L.Iskandar, diakui namun hal itu dibiarkan sepanjang tidak merusak tanaman warga.”Selain itu kita akui, banyak PPL yang sudah tua dan tidak mampu lagi melakukan tugasnya,”katanya.

Kendala yang saat ini juga menjadi salah satu hambatan lanjut L.Iskandar, banyaknya alat-alat pertanian yang belum dimiliki oleh petani. Padahal hal itu sangat penting untuk dimiliki oleh petani.”Misalnya seperti alat pengukur ph tanah yang sangat penting diketahui. Kami saja tidak punya apalagi petani,”tandasnya. |*