Di Kopang Butuh Gedung Sanggar Seni Budaya

LOMBOK TENGAH – DPRD Lombok Tengah (Loteng) mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) untuk membangun gedung sanggar seni dan budaya di wilayah Kopang.

Gedung seni dan budaya ini penting ada, selain untuk mendukung pengembangan pariwisata, namun juga demi melestarikan kesenian dan kebudayaan yang beragam ada di tengah masyarakat.

Wakil Ketua DPRD Loteng, HL Rumiawan menyatakan, wisata bukan hanya lautan, pergunungan, alam dan persawahan saja. Namun kesenian dan kebudayaan di daerah juga merupakan wisata yang harus di kembangkan kedepanya.

“Salah cara untuk mengembangkan kesenian dan kebudayaan ini adalah dengan membangunkan gedung atau sanggar untuk mereka melaksanakan kegiatannya setiap harinya,” ungkapnya, kemarin.

Ia mengungkapkan, karena tidak adanya gedung atau sanggar seni dan kebudayaan ini. Banyak kesenian kita yang tidak berumur panjang. Artinya eksis hanya sebentar,  kemudian kembali redup. Seperti salah satunya gendeng belek, peresean dan kebudayaan serta kesenian lainnya.

“Kesenian dan Kebudayaan ini jika ditampilkan setiap hari akan menggaet kunjungan wisatawan untuk datang menonton,” jelasnya.

Menurutnya, Lombok Tengah ini sangat kaya akan kekhasan seni dan budaya daerah yang antara lain tercermin dari kekayaan ragam seni tradisinya. Seni tradisi merupakan warisan dari leluhur terdahulu yang penting sekali dilestarikan dan dijaga.

“Budaya dan kesenian kita sangatlah menarik dan memang harus memiliki wadah. Sehingga kita mempunyai tanggung jawab untuk mempertahankannya agar tetap eksis,” tuturnya.

Ia mengaku, paling tepat untuk lokasi pembangunan gedung kesenian dan kebudayaan ini adalah di Desa Kopang. Alasannya, selain banyak lahan, namun juga di sana sudah ada pasar yang dibangun untuk mendukung wisata yang ada di Loteng ini.

“Paling tepat pembangunan gedung ini di Kopang. Karena pasar dan kegiatan seni dan kebudayaan di gedung itu akan saling mendukung,” ucapnya.

Disinggung bagaimana untuk merealisasikan gedung sanggar seni kebudayaan ini, Ia menegaskan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tentu harus mencari program itu kementerian pusat. Jika tidak begitu wacana ini tidak akan pernah terealisasi. Terlebih dengan kondisi keuangan daerah ini.

“Dinas harus lebih proaktif doang untuk mencarikan program ke pusat. Jangan kerjanya hanya menunggu program yang datang dengan sendirinya. Sebab itu tidak akan mungkin terjadi,” ujarnya.

Dengan adanya gedung kesenian nanti, ia berharap para pelaku seni dapat beraktivitas di sana setiap harinya secara bergiliran dari masing-masing kecamatan atau desa yang ada.

“Jika ini bisa terealisasi saya percaya akan menjadi daya tarik sendiri bagi Loteng kedepanya. Bahkan dampaknya akan banyak kunjungan yang bakal datang untuk menonton pergelaran kesenian dan kebudayaan tersebut,” pungkasnya.