Dewan Kembali “Senggol” Ruas Jalan Pariwisata

LOMBOK TENGAH, MP – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten LombokTengah (Loteng) Dapil Praya Barat– Praya Barat Daya, Lalu Nursa’I kembali menyuarakan ruas jalan pariwisata yang menghubungkan Desa Selongbelanak Kecamatan Praya Barat (Prabar) menuju Desa Batu Jangkih Kecamatan Praya Barat Daya (Prabarda).

Dimana, ruas jalan tersebut hingga saat ini belum pernah tersentuh oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Loteng. Baik untuk pemeliharaan maupun perbaikan dan pelebaran. “Sejak dikerjakan pada tahun 2008 lalu, ruas jalan ini tidak pernah tersentuh sama sekali. Masih saja seperti ini, tanpa ada perubahan. Padahal potensi jalan ini sangat besar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),”kata politisi Partai PersatuanPembangunan (PPP) ini, Rabu 27Januari 2021.

Dijelaskannya, pembangunan sektor pariwisata di bagian selatan saat ini terus dikembangkan. Bahkan, pembangunannya telah mencapai 30 persen. Sehingga kondisi ruas jalan tersebut harus segera ditata dan diperbaiki. Khususnya ruas jalan yang ada di Dusun Keling menuju PandanTinggang.

“Seharusnya, hal ini harus menjadi perhatian serius Pemda. Karena jika kondisi jalan sudah bagus dan mentereng, secara otomatis kenyamanan pengunjung akan terpenuhi,” terangnya. Ia menilai, Pemda terkesan acuh dan menganaktirikan keberadaan ruas jalan tersebut. Padahal, kawasan Selong Belanak hingga Batu Jangkih ini juga potensinya sangat besar. Bahkan tidak kalah dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kuta.

Sehingga  ia meminta pemerintah segera menjadikan ruas jalan tersebut sebagai prioritas utama kedepannya. “Angka kunjungan wisatawan di sini sangat tinggi. Baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara. Jadi sewajarnya tuntutan masyarakat ini diperhatikan dengan serius,” ujarnya.

Selain sempit, lanjutnya,kondisi ruas jalan tersebut juga sudah berlubang. Terlebih, ketika memasuki musim hujan, akses penunjang pariwisata dan perekonomian masyarakat ini ibarat jalan dusun. Padahal statusnya jalan kabupaten. Takutnya, semakin dibiarkan berlarut-larut, kondisinya semakin parah dan tidak bisa digunakan. “Ruas jalan ini lebarnya cuma3 meter saja. Jadi sangat tidak layak sekali. Ini kan salah satu jalur pariwisata menuju kawasan penyangga. “Jadi kami berharap, jangan hanya ruas jalan KEK saja yang diperhatikan. Tapi kawasan penyangga juga harus. Demi terciptanya pembangunan infrastruktur secara merata,” tandasnya. |slp