LOMBOK TENGAH, MP – Dengan berbagai potensi alam yang ada di Desa Selebung Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah, pemuda setempat tidak mau ketinggalan untuk memberikan andil dalam mengembangkan potensi alam tersebut menjadi destinasi wisata. Setidaknya sekitar 12 paket destinasi wisata yang bakal dikelola.
Seperti halnya yang diutarakan pemuda Dusun Dasan Lekong, Andrian Cahyadi Putra, A.Md, Par, pihaknya bersama Pemuda setempat akan membangkitkan kembali Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang sempat mati suri. Dengan hamparan keindahan yang ada di Desa Selebung, khususnya Dusun Dasan Lekong menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Baik wisatawan lokal bahkan wisatawan mancanegara.
“Bukan hal yang tidak mungkin bagi kami untuk mendatangkan para wisatawan dari luar negeri. Terlebih, Lombok Tengah akan menjadi pusat perhatian dunia. Sehingga kami selaku pemuda tentu tidak mau ketinggalan menawarkan potensi wisata dengan berbagai konsep nantinya,” terangnya saat ditemui di Lokasi Camping bersama sejumlah pemuda di Dusun Dasan Lekong, Batukliang,” Minggu (22/11).
Adapun konsep wisata yang akan dikembangkan nantinya mulai dari wisata alam, spot selfi, camping ground, wisata berkuda, wisata bersepeda, wisata pemancingan mini rafting, wisata reliji, dan beberapa konsep wisata lainnya. Direncanakan, pihaknya akan menyiapkan sekitar 12 paket wisata.
“Pada tahun 2021 mendatang, InsyaAllah kita sudah mulai meresmikan destinasi wisata ini. Kami akan berikhtiar semaksimal mungkin demi mendongkrak perekonomian warga dan mengurangi angka pengangguran melalui dunia pariwisata ini,” ucapnya.
Di sisi lain, lanjut salah seorang warga yang bernama, Jamiludin, Desa Selebung memiliki situs sejarah yang dapat dikembangkan menjadi obyek wisata reliji, yakni makam Datu Benue. Bahkan, beberapa orang dihari-hari besar Islam, masyarakat banyak yang berziarah atau berkunjung ke Makam tersebut.
“Makam Datu Benue ini cukup populer di kalangan masyarakat. Pada hari-hari besar Islam, seperti Lebaran Ketupat banyak yang ziarah. Tidak hanya masyarakat Lombok Tengah saja yang berkunjung, masyarakat dari Lombok Timur juga banyak yang ke sini,” ungkapnya.
Diceritakan, konon pada zaman kerajaan atau kedatuan, Datu Benue menghilang di area makam tersebut. Jadi, Datu Benue itu dalam sejarah yang berkembang tidak meninggal atau dikubur di sana melainkan disaksikan menghilang di makam yang kini dikenal dengan Makam Datu Benue.
“Selain makam Datu Benue, disekitar makam tersebut juga terdapat sumur kecil yang airnya tidak pernah kering meski musim kemarau sekalipun. Konon ceritanya, sumur tersebut tempat mandinya Ratu Benue. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, air sumur tersebut dipercaya dapat melancarkan proses persalinan atau melahirkan. Sehingga kalau ada ibu-ibu yang mau melahirkan maka diambilkan air sumur itu untuk diminumnya agar proses melahirkan menjadi lancar,” tutupnya.
Sementara, salah seorang DPRD Kabupaten Lombok Tengah Dapil Batukliang – Batukliang Utara dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), H. Sidik Maulana, mengapresiasi peran pemuda yang selalu terbuka melihat peluang. Terlebih, prospek di Desa Batukliang dan Batukliang Utara cukup menjanjikan. Baik dari sektor pertanian, perikanan, peternakan, maupun sektor pariwisata.
“Kita jangan sampai mau jadi penonton di daerah sendiri. Pemuda harus mengambil peran. Selama itu positif dan bermanfaat maka InsyaAllah saya akan support semaksimal mungkin,” kata Dewan yang akrab dengan pemuda itu.
Diakui, dari segi akses jalan di Dusun Dasan Lekong perlu pembenahan. Sudah ada rencana untuk pembangunan jalan dan jembatan sebagai spot selfi.
“Melihat semangat para pemuda untuk mengembangkan destinasi wisata di sini, maka apa yang bisa saya perjuangkan akan saya lakukan sebisa mungkin,” tuturnya.
Pihaknya juga menargetkan pada tahun 2021 mendatang, beberapa paket wisata sudah mulai beroperasi. Untuk mendukung destinasi wisata dan semangat pemuda serta masyarakat setempat, pihaknya mengajak masyarakat menanam sekitar 800 bibit pohon alpukat jenis Columbus dan Aligator.
“Untuk pagi ini, kami menyebar sekitar 200 bibit pohon alpukat. Kami sudah pesan 800 bibit pohon. Namun akan kami sebar secara bertahap. Bayangkan saja kalau 1 pohon itu nantinya bisa menghasilkan 3 kwintal. Kalau ini betul-betul dirawat maka dipastikan akan mampu mendongkrak perekonomian warga. Selain itu, kita juga nanti bisa konsep menjadi obyek wisata buah Alpukat. Tergantung pemuda dan masyarakat lah nantinya bagaimana mereka akan mengelola. Selama itu baik demi kemaslahatan umat maka saya akan support,” pungkasnya. (WAN)