2020, Semua Guru dan Tenaga RA Akan Diberdayakan

LOMBOK TENGAH, MP – Kesenjangan yang dirasakan guru Raudlatul Athfal (RA) tidak sebanding dengan guru lain, terutama soal gaji yang diterimanya.

Atas persoalan ini, Wakil bupati Lombok Tengah, HL Pathul Bahri berjanji akan memperdayakan guru Raudlatul Athfal (RA). “Tahun 2020 kami akan bantu guru RA,” ungkap Pathul Bahri di acara silaturahim Antara Pemda Loteng, Kanwil NTB, Kemenag Loteng dengan RA se Lombok Tengah, dikantor Kemenag Loteng, Senin (16/9).

Sementara, untuk anggaran tahun ini, pihak tidak bisa bantu. Pasalnya, pola penganggaran untuk APBD perubahan sudah dibahas. Sehingga untuk tahun 2020, pihaknya baru bisa akan anggarkan. Mungkin bentuknya nanti dalam hibah. “Kalau Rp 3,4 atau 5 juta per lembaga itu kacang. Paling akan membutuhkan anggaran sekitar Rp 1 sampai 2 miliar, jika dikalikan 220 lembaga RA yang ada,” katanya.

Apalagi kedepan tegas Pathul, kalau PAD kita sudah meningkat. Jangankan gaji guru RA semua guru atau pekerja yang masih membutuhkan perhatian, pasti kita bisa berdayakan. “Memang saat ini PAD kita sudah mencapai Rp 200 miliar, dengan APBD kita sudah Rp 2,2 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, PAD kita hanya Rp 30 miliar,” jelasnya.

Untuk itu, ia sarankan guru RA terus berjuang mendidik putra putri kita. Sehingga mereka mengenyam pendidikan yang bagus. Dengan begitu SDM anak-anak kita bisa lebih baik. “Jangan putus asa dan menyerahkan. Kalau sudah ikhlas dan berjuang memajukan dunia pendidikan, pasti ada jalan yang akan diberikan Allah SWT,” terangnya.

Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag NTB, H Zamroni Azis merasa senang dengan adanya perhatian pemda Lombok Tengah, terhadap guru RA. “Semoga ini akan lebih memacu guru RA dalam mendidik, membimbing dan mengajarkan putra putri kita kedepan. Walaupun sekarang mutu pendidikan di RA sudah baik,” jelasnya.

Diakui Zamroni, memang sejauh ini ada gaji yang diterima guru RA. Namun, itu tidak sebanding dengan tenaga yang diberikan kepada lembaga, apalagi dalam mendidik putra putri kita. Karena kita tahu, pekerjaan menjadi guru RA menjadi pekerjaan yang paling susah. Butuh ketelatenan dan kesabaran dalam mendidik anak-anak kita. Tapi, mereka selalu tersenyum di hadapan putra putri kita, hanya untuk memberikan pendidikan yang bermutu. “Atas ketelatenan, keikhlasan dan kesabaran mereka, maka terjawab sudah. Dimana, kedepan Pemda Loteng akan lebih memperhatikan kesenjangan guru RA,” terangnya.

Untuk itu, ia berpesan agar guru RA jangan pernah mengeluh, walaupun kondisinya memprihatinkan. Apalagi, ada kata terpaksa atau dipaksa. “Intinya silahkan didik anak-anak kita, supaya SDM mereka lebih baik,” katanya.

Sementara, Kemenag Loteng, H Jalalussayuthi menjelaskan, jumlah RA di Lombok Tengah sebanyak 220 lembaga, dengan jumlah peserta didiknya hampir ribuan. “Dengan adanya rencana pemerintah memberikan tunjang guru RA, kami sangat bersyukur,” terangnya.

Dengan begitu, kedepan ia berharap guru RA bisa lebih terpacu dan bagus dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sehingga putra putri kita yang keluar dari RA bisa berdaya saing dengan lembaga pendidikan yang lain. “Kami berharap guru RA lebih terpacu lagi meningkatkan dan menguatkan lembaga, terutama dalam memajukan mutu pendidikan,” harapnya. |dk