LOMBOK TENGAH, MP – Peringatan hari anak nasiona di Kabupaten Lombok Tengah yang siselenggarakan Minggu kemarin berlangsung meriah. Bertempat di Alun-alun Tastura, acara dihadiri Direktur Kebudayaan Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, Ir.Nono S,M.Pd, Sekda HM.Nursiah, Kepala Dinas Pendidikan, H.Sumum, MPd dan ratusan siswa dari berbagai lembaga pendidikan.
Kegiatan diawali pertunjukan seni dari para siswa. Dalam kesempatan tersebut panitia juga mengenalkan beberapa permainan tradisional. Diantaranya enggrang, lompat tali dan permainan tradisional lainnya. Drs.Nono S, M.Pd mengatakan, pengenalan permainan tradisional penting dilakukan di tengah derasnya pengaruh moderenisasi. Menurutnya, permainan tradisional telah tergerus kemajuan zaman. Akibatnya banyak anak-anak lebih mengenal game online dan aneka mainan modern lain ketimbang permainan tradisional.
Padahal, permainan tradisional jauh lebih baik bagi anak. Permainan tradisional banyak mengandung makna positif bagi perkembangan mental anak. Misalnya menumbuhkan sikap gotong royong, kebersamaan, kepedulian terhadap sesama dan masih banyak lagi nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Pihaknya mendorong pemerintah daerah agar memperhatikan persoalan ini. Salah satunya dengan memasukkan permainan tradisional dalam pelajaran muatan lokal. Begitu juga dengan buku cerita rakyat dan permainan tradisional harus disediakan sebanyak-banyaknya di sekolah. “Kami dari pemerintah pusat akan mendukung upaya pemerintah daerah,” jelasnya.
Sementara itu Sekda HM.Nursiah mengatakan, anak-anak dan generasi muda saat ini lebih familiar dengan permainan modern melalui handphone. Kedepan pihaknya berharap upaya mengenalkan permainan tradisional tidak hanya pada momen Hari Anak Nasional. Pengenalan harus berkelanjutan, karena lebih bermanfaat dibandingkan permainan modern.
Adapun upaya yang bisa dilakukan pemerintah daerah adalah dengan memasukkan permainan tradisional ke dalam kurikulum. Anak tetapi hal itu tentu harus melalui kajian terlebih dahulu, jenis permainan apa saja yang bisa dimasukkan ke dalam kurikumum. Tentunya dengan melibatkan para budayawan dan pihak-pihak berkompeten lainnya. Kendati belum ada regulasi yang secara spesifik mengatur tentang permainan tradisional, pihaknya mengimbau para guru dan kepala sekolah agar mulai memperkenalkan permainan tradisional. “Kami harap ini bisa langsung diterapkan di sekolah,” pungkasnya. |wis