LOMBOK TENGAH, MP – Petani tembakau di Lombok Tengah kini sedang menjerit. Pasalnya, kebutuhan air untuk tembakau mereka tidak terpenuhi. Begitu pula, pupuk langka. “Kalau tidak bisa menjawab persoalan petani tembakau, kami minta Kadis Pertanian (Lalu Iskandar) mundur,” tegas ketua LSM Forum Silaturrahmi untuk Advokasi Petani dan Petani Tembakau (Forsuadsip) NTB, Hamzan Wadi di Praya, kemarin.
Perlu diketahui terang Hamzan, kondisi tanaman tembakau kini sangat memprihatinkan. Bisa dikroscek di kecamatan Janapria, Kopang, Praya Timur dan Pujut. Dimana, kini tembakau mereka hampir rusak, karena tidak adanya air. Bahkan, petani kini membeli air, itu pun dalam 1000 liter mereka harus membayar sebesar Rp 70-80 ribu. Bila dikalikan sekian ribu liter, berapa yang harus dikeluarkan petani hanya untuk membeli air. “Pupuk urea dan SP36 juga mulai langka. Bahkan, meraka beli rata-rata diatas HET sampai Rp 500 ribu perkuintal,” ujarnya.
Untuk itu, tahun ini diprediksi biaya tanam tembakau akan over pembiyaan. Lantas dimana, anggaran DBHCHT. Artinya, jangan anggaran DBHCHT hanya digunakan untuk infrastruktur, seperti jalan usaha tanu atau irigasi. “Seharusnya dana DBHCHT itu digunakan untuk mensejahterakan petani, bukan seperti ini,” katanya.
Oleh sebab itu, ia memberikan deadline kepada dinas pertanian selama dua minggu, bila persoalan petani tembakau tidak terjawab, maka ia berjanji akan datang dengan petani dalam jumlah yang besar. “Ini bukan hanya gertak saja,” ancamnya.
Jadi, ia meminta dinas Pertanian untuk segera memberikan solusi terhadap persoalan petani tembakau. “Kami minta peran pemerintah, baik kabupaten maupun provinsi untuk segera menyelesaikan persoalan yang dihadapi petani tembakau,” pungkasnya. |dk