LOMBOK TENGAH, MP – Sebanyak 13 negara berkunjung ke Lombok Tengah melihat secara langsung kondisi pariwisata dengan konsep wisata halal. Negara yang datang kali ini, Malaysia, Kamboja, Vietnam, Serbia, Kosopo, Jordan, Filipina, Seria, Bagdad, Mesir, Singapore dan lainnya. Sehingga berjumlah 127 wisatawan.
Mereka di Loteng, berkunjung di beberapa tempat, seperti Rumah Adat Sade, Kuta dan Meresek. Setelah itu, dibawa langsung bertemu dengan Plt bupati Loteng, Lalu Pathul Bahri, SIP. Mereka disambut di pendopo bupati Loteng bersama Sekda Loteng, HM Nursiah, Asisten I Sekda Loteng, H Muhammad Amin, Asisten III Sekda Loteng, H L Idham Khalid dan segenap jajaran Satuan Kerja Pelayan Masyarakat (SKPM) Loteng.
Dihadapan wisatawan yang dibawa oleh Federasi Of Asean Travel Associations (FATA) perusahaan asal Malaysia, Lalu Pathul Bahri mengucapkan terima kasih atas kunjungannya ke Loteng. Apalagi, memilih Loteng sebagai salah satu tujuan berwisata.
Perlu diketahui, beberapa tahun terakhir setelah pemerintah pusat mencanangkan satu buah kawasan ekonomi khusus. Dari tiga kawasan di Indonesia, yakni Borobudur, Danau Toba dan KEK Mandalika Resort yang paling siap. Seperti yang dilihat ketika berkunjung kesana tadi.
Selain itu, kini sudah banyak perusahaan yang berinvestasi di kawasan tersebut, seperti Sasa, Club Mad, Pulman dan lainnya. Sehingga, bila ada yang berminat berinvestasi di Loteng, Pemkab Loteng terbuka. Bahkan, soal izin tidak perlu dikhawatirkan, karena sisitemnya sudah dipermudah. “Dalam jangka waktu 3 jam sudah jadi. Sistim ini sudah dicoba langsung oleh Presiden RI (Joko Widodo),” terangnya.
Sementara, President FATA, Datuk Hj Hamzah Rahmat mengatakan, tujuan dari kunjungan ini, melihat konsep wisata halal. Alhasil, sudah bagus dan berjalan baik. Apalagi, dukungan masyarakat cukup tinggi. Bahkan, kultur, budaya dan alam yang ada di pantai sudah luar biasa. Hanya saja, semua itu harus dijaga dan dirawat dengan baik. “Kita berharap pantai terus dijaga, jangan buang sampah sembarangan. Sehingga ekosistem yang ada di pantai tidak rusak. Kalau sudah rusak apa lagi yang akan diandalkan,” tandasnya. |dk