LOMBOK TENGAH, MP – Dari 10 Kabupaten/Kota di NTB, Lombok Tengah terbanyak penderita stunting atau bertubuh pendek, karena masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. “Di Loteng ditunjuk 10 desa yang paling banyak penderita stunting,” ungkap Inspektur Inspektorat Loteng, L Aswantara usai gelar rapat dengan 10 kepala desa yang masuk dalam prioritas penanganan stunting, DPMD Loteng dan BPKP di aual Inspektorat Loteng, Selasa (13/3).
Diterangkan Aswantara, 10 desa itu, diantaranya, desa Selong Belanak, Mekar Sari dan Banyu Urip, kecamatan Praya Barat. Desa Mertak dan Sukadana, kecamatan Pujut. Desa Marong dan Sukaraja, kecamatan Praya Timur. Desa Dakung, kecamatan Praya Tengah. Desa Teratak, kecamatan Batukliang Utara dan desa Mantang kecamatan Batukliang. “Memang ini sangat memalukan. Karena, dari 110 desa se Indonesia, 10 desa di Loteng terkena penanganan stunting,” ujarnya.
Sehingga, Inspektorat bersama BPKP diberikan amanah untuk ikut mendampingi dalam penanganan stunting tersebut. Oleh sebab itulah, hari ini (kemarin red) pihaknya mengumpulkan 10 kepala desa dan stakholder lainnya untuk menyatukan pandangan dalam menyelesaikan persoalannya ini. Dalam pertumuan, didapatkan kesimpulan, penanganan stunting akan dilakukan melalui padat karya tunai. Namun, tidak sepenuhnya dibebankan ke desa, melainkan akan dilakukan kroyokan dengan lintas sektoral lainnya, seperti dinas Kesehatan dan dinas Sosial Loteng. “Intinya 2019 harus tuntas,” katanya.
Sementara, untuk kondisi stunting, pihaknya tidak tahu persis. Yang lebih tahu dinas Kesehatan. Tapi, dalam waktu dekat ini pihaknya bersama tim lainnya akan turun lakukan validasi. Sehingga data terhadap jumlah stunting jelas. “Dalam penanganan juga, tidak ada pilih kasih. Kalau memang terdapat penderita stunting kita akan berikan bantuan,” tungkasnya. |dk