Ribuan Warga Hadiri Malam Puncak Festival Bau Nyale 2018

LOMBOK TENGAH,MP – Ribuan warga dari berbagai wilayah di NTB, selasa malam (6/3) 2018 padati area Pantai Seger Desa Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah, mereka seperti biasa mengahidiri acara tahunan Festival Pesona Bau Nyale 2018 yang telah menjadi budaya yang dilaksanakan sejak puluhan tahun silam untuk menangkap Nyale yang dipercaya sebagai wujud Putri Mandalika dalam Legenda.
Rangkaian acara puncak yang digelar pada panggung spektakuler, hingga menangkap Nyale pada fajar keesokan harinya merupakan kegiatan yang selalu ditunggu-tunggu setiap tahunya. Namun yang utama bagi masyarakat adalah adanya Nyale yang datang kepepesisir Pantai Seger untuk ditangkap oleh masyarakat.
Seperti yang terlihat pada Pagi Kamis 7 Maret, Nyale tumpah ruah dipesisir Pantai Seger Kuta. Ribuan warga yang sejak semalam berada disekitar lokasi, begitu fajar menyingsing sekitar pukul 04.00 wita, mulai meransek dengan peralatan tangkap Nyale seperti, Jaring dan Lampu Senter serta wadah untuk menampung hasil tangakpan Nyale.”Alhamdulilah Nyale-nya banyak sekali pak,”ujar Amaq Heni 50 tahun asal Desa Aik Mual Kecamatan Praya.
Ia bersama puluhan warga Desa Aik Mual lainya, sangat bersyukur karena Nyale yang ditangkapnya cukup banyak. Selain untuk dimasak sendiri untuk dirinya dan keluarganya, rencana satu bak hasil tangakapanya akan dibagi-bagi kepada para tentangganya yang sudah memesan sebelum ia berangkat.”Niatnya selain untuk melestarikan budaya, juga sebuah kewajiban bagi saya untuk kesini. Senang rasanya bisa ikut Bau Nyale setiap tahun,”imbuh Amaq Heni.
Warga lainya, Amaq Anto 45 tahun asal Desa Kuta, mengungkapkan kalau ia selain untuk dimasak sendiri sebagai lauk, menangkap Nyale untuk dijual kepada masyarakat yang membutuhkan. Karena ia sendiri merupakan Nelayan yang biasa setiap malam menangkap Ikan disekitar Pantai Kuta. Ia bersyukur tahun ini Nylae juga tumpah ruah.”Mungkin ada saudara-saudara kita yang tidak bisa menangkap Nyale sendiri, makanya kami yang nangkepin,”katanya.
Amaq Anto melihat, dari sekian ribu orang yang datang pada setiap kegiatan even Bau Nyale, hanya sebagian kecil saja yang benar-benar turun ke laut untuk menangkap Nyale. Selebihnya hanya senang makan Nyale namun tak bisa mengakap sendiri Nyale itu. Hal ini terbukti dari sekian banyak Nyale yang ia tangkap selalu habis dibeli oleh para pengunjung pada pagi harinya setelah acara usai.”Ribuan yang datang itu hanya suka nonton dan itu potensi ekonomi bagi kami masyarakat Nelayan,”imbuhnya.
Walau harganya terbilang cukup mahal, Nyale lanjut Amaq Anto selalu habis terjual. Harganya untuk satu cangkir Nyale dijual Rp.50.000. Sementara per Bak dijual dengan harga Rp.500.000. Seperti pagi itu, Amaq Anto berhasil menangkap 3 Bak Nyale yang semunya habis dibeli oleh puluhan pengunjung acara Nyale dan sebagaian juga dibeli oleh pengepul Nyale untuk dijual dipasar-pasar Tradisional di Lombok.
Sebelum kegiatan Tangkap Nyale dimulai, ceremonial malam puncal Festival Pesona Bau Nyale 2018 hibur ribuan warga yang hadir. Tahun ini pelaksanaan ceremonial puncak malam Bau Nyale digelar lebih spektakuler lagi. Karena telah masuk dalam Kalendar Event Nasional Wonderfull Indonesia, seperti yang disamapikan oleh DR. Esti Rekol Astuti selaku perwakilan Kementerian Pariwisata-RI yang hadir pada acara tersebut.
Dalam sambutanya ia menyatakan, Pemerintah Pusat sangat tertarik dengan keindahan Budaya dan Alam yang dimiliki oleh Lombok Tengah dan NTB pada umumnya sehingga  kegiatan Budaya Bau Nyale dijadikan dalam 100 Wonderfull Event yang dimiliki Indonesia. Dengan demikian dalam setiap event bau nyale, mau tidak mau pemerintah pusat harus turun tangan memberikan sentuhan terhadap setiap pelaksanaanya.”Tentu kita juga berkewajiban mempromosikan hal ini keduania sehingga pariwisata di NTB pada umunya akan semakin maju dengan harapan bisa mendongkrak kwalitas hidup masyarakat. Selamat kepada masyarakat Lombok dan NTB,”ujarnya.
Sementara itu, Sekda NTB, Drs.Rosyadi Sayuti dalam pidatonya pada acara puncak bau nyale tersebut menyampaikan, kalau Lombok Tengah mendapatkan rejeki yang lebih disbanding daerah lainya di NTB. Hal ini salah satunya ditandai dengan  dijadikanya Bau Nyale sebagai bagian dari kalender event nasional. Dan hal itu berdampak semakin kurangnya anggaran daerah untuk membiayai pelaksanaan Nyale tersebut.”Ini sangat luar biasa. Maka tugas kita saat ini bagaimana agar menjaga suasana aman didaerah kita ini,”tandasnya.
Dengan menjaga keamanan lanjut Sekda NTB, maka hal itu akan sangat mendukung berbagai macam pembangunan yang rata-rata semunya ada di Lombok Tengah. Seperti dimulainya beragai pembangunan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kuta dan yang lainya. Pembangunan itu akan menarik banyak wisatawan yang datang dengan membawa serta uang mereka yang kemudian dibelanjakan di Lombok Tengah.”Maka mari kita bersama lebih mempesonakan lagi kerahmah tamahan yang kita miliki kepada seluruh wisatawan yang datang ke daerah kita ini,”katanya.
Adapun Plt.Bupati, L.Pathul Bahri,S.Ip dalam sambutanya menyampaikan, kalau event itu kini telah menjadi milik masyarakat NTB yang kini telah mendunia. Dan yang terpenting, bagaimana kegiatan yang selalu dihadiri ribuan  warga itu dijadikan monenten rasa kebersamaan seluruh masyarakat, rasa besatu dan rasa memiliki kebudayaan yang merupakan warisan nenek moyang yang harus dilestarikan.”Hal itu kemudian kita jadikan magnet bagi setiap orang untuk berkunjung ke daerah kita tercinta ini,”imbuhnya.
Semakin banyak yang berdatangan ke NTB ini lanjut L.Pathul Bahri, hal itu akan mendukung percepatan majunya pariwisata sehingga pergerakan perekonomian seperti yang diharapkan bersama akan terwujud. Terlebih lagi pembangunan KEK Mandalika, diyakini akan memberikan dampak besar bagi kemajuan pariwisata di NTB yang sudah barang tentu juga akan memberikan peningkatan ekonomi bagai masyarakat Lombok Tengah. (ding)