Hasil Reses III Tahun 2017, Infrastruktur, Kesehatan dan Pendidikan Masih Jadi Keluhan

LOMBOK TENGAH, MP – Masalah infrastruktur, kesehatan dan pendidikan masih menjadi keluhan masyarakat kepada anggota DPRD Loteng saat menggelar reses III tahun 2017. Hal itu terungkap ketika masing-masing juru bicara anggota dewan dari daerah pemilihan (dapil) memaparkan hasil resume reses di ruang rapat paripurna DPRD Loteng, Senin (30/10).

Juru bicara dapil I (Praya-Praya Tengah), H Ahkam mengungkapkan, masalah kebutuhan infrastruktur jalan merupakan permasalahan utama yang tak pernah selesai. Seperti yang terjadi saat ini di ruas jalan Paok Tawah-Abian Tubuh, ruas jalan Begak-Bunut Baok yang masih butuh dihotmik.

Selain itu, diberbagai tempat juga membutuhkan pengaspalan jalan, seperti jalan Pegading-Pejanggik, pengaspalan jalan Bebie-Lendang Batah, pengaspalan jalan Mertak Gawah-Lendang Batah Lauq dan lainya.

Tidak hanya itu, masalah jembatan, irigasi, pendidikan, kesehatan, perdagangan, kebutuhan lapangan pekerjaan dan pelatihan keterampilan bagi pemuda usia produktif, kebutuhan sarana dan prasarana olahraga, kesenian bagi kelompok pemuda, bantuan modal usaha untuk UMKM yang mengalami kesulitan dalam mengakses modal dari perbankan, bantuan untuk kelompok tani dan ternak, bantuan untuk sarana peribadatan, insentif guru ngaji, guru honorer dan masih banyak lagi kebutuhan masyarakat yang perlu untuk dikaji lebih lanjut dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kita harapkan untuk dilakukan kajian secara komprensif dan terintegrasi, sehingga semua usulan bisa teralisasi untuk dilaksanakan,” harapnya.

Hal senada juga diutarakan juru bicara dapil II (Kopang-Janapria), Saharudin. Ia juga katakan tujuan reses untuk menyerap dan selanjutnya memperjuangkan aspirasi masyarakat. Sehingga apa yang menjadi keluhan masyarakat agar pemerintah kabupaten Loteng bisa dilaksanakan.

Selain masalah infrastruktur, lanjutnya, ada dua hal penting yang perlu mendapat perhatian bersama, yakni masalah pemekaran desa dan pemilihan kepada desa secara serentak. Kemudian, masalah pendidikan terkait Five Day school yang masih menyisakan polemic. “Kami juga minta dinas terkait untuk memikirkan tempat relokasi pedagang lama, terkait dengan renovasi pasar Jelojok,” ungkapnya.

Juru bicara dapil III (Pujut-Praya Timur), Marju juga menuturkan, selain masalah infrastruktur masih banyak pula yang menjadi persoalan di tengah-tengah masyarakat, diantaranya kebutuhan petani soal bibit, pupuk dan lainnya. Kemudian, masalah embung, saluran irigasi, pengadaan program RTLH, pengadaan sumur bor dan lainnya.

Juru bicara dapil IV (Praya Barat-Praya Barat Daya), Fathurrahman meminta kepada Pemkab Loteng untuk memberikan perhatian yang lebih intesif pada bidang infrastruktur terutama pada pemiliharaan sarana infrastruktur jalan pedesaaan yang telah dibangun. Selain itu, Pembkab Loteng juga lebih memperhatikan pada penyediaan sumur bor dan pipanisasi sebagai sarana penunjang dalam pemenuhan akan kebutuhan air bersih. Kemudian, pelatihan keterampilan serta bantuan modal UMKM masih dibutuhkan guna meningkatkan kemampuan keterampilan bagi pemuda usia produktif.  “Kita harapkan juga adanya bantuan pembangunan RKB dan bantuan mebelair pada madrasah-madrasah swasta,” tuturnya.

Juru bicara dapil V (Jonggat-Pringgarata), HL Kameran Muhali mengatakan hal senada juga. Selain soal infrastruktur, ia juga menyampaikan persoalan yang masih dihadapi masyarakat, yakni soal jembatan penghubung antara dusun satu dengan dusun lainnya yang belum merata tertangani dengan DD maupun ADD. Selain itu, soal pertanian dan peternakan masih terjadi, seperti masalah bibit, pupuk maupun bentuan ternak sapi, kambing, ikan, ayam dan lainnya. Tidak hanya itu, ia harapkan pemerintah juga bisa memberikan perhatian kepada yayasan yang bergerak di bidang pendidikan melalui dana hibah. “Kami juga minta Dinas Kesehatan untuk menambah berbagai fasilitas pembangunan fisik dalam rangka mendukung derajat kesehatan masyarakat, khususnya di Pustu di desa-desa persiapan,” ujarnya.

Juru bicara dapil IV (Batukliang-Batukliang Utara), Dra Nurul Adha menuturkan masyarakat sangat bangga dengan adanya KEK Mandalika, tapi pemkab juga agar bisa memperhatikan wilayah utara, dengan dapat dibangunkan jalan yang lebar serta obyek wisata bisa ditata lebih cantik dan menarik hingga bisa dibagunkan masjid.

Kemudian, masalah air bersih, dimana diutara merupakan sentral air bersih bagi Loteng yang selama ini dikelola oleh PDAM, namun ironisnya masyarakat utara masih kesulitan mendapatkan air bersih hingga menjadi sedikit janggal ketika masyarakat di wilayah sumber air tapi malah kekurangan air bersih. “Kami berharap bisa disambungkan pipanisasi ke rumah warga langsung,” tungkasnya. |dk