LOMBOK TENGAH,MP – Puluhan rombongan dari DPRD Gianyar Bali,selasa (28/8) 2017, lakukan kunjungan kerja (kungker) ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah. Meraka menggali ilmu soal bagaimana regulasi dan cara sinergi antara pemerintah daerah dan DPRD dalam membanguan daerah.
Sebelum memyampaikan pokok-pokok tujuanya itu, Ketua Rombongan DPRD Gianyar Bali, Ide Bagus Nyoman Ray yang juga Ketua Komisi II DPRD Gianyar menyampaikan profile singkat Gianyar Bali. Kabupaten Gianyar, disebutkan berbatasan dengan Denpasar, Bangli, dan Klungkung ,sering ditempatkan sebagai wilayah yang menyimpan sumber inspirasi pengembangan seni budaya.” Karawitan, seni tari, seni kriya, dan berbagai cabang seni lainnya diyakini berkembang dari wilayah Gianyar. Hal ini tak terlepas dari kedudukan wilayah Gianyar di masa lalu sebagai pusat pemerintahan kerajaan saat peralihan sebelum dan awal era Majapahit,”tuturnya.
Kawasan Bedahulu dan Pejeng di utara Gianyar tercatat dalam sejarah sebagai pusat pemerintahan sebelum jaman Majapahit sedangkan Samplangan di timur Gianyar adalah pusat pemerintahan saat awal kekuasaan Majapahit merangkul Bali. Di masa-masa penjajahan Belanda dan jaman kemerdekaan, wilayah Ubud, Peliatan, Masa, dan sekitarnya kian kuat mengarah sebagai pusat pengembangan seni budaya. Dapat dipastikan, sepanjang jaman, Gianyar amat lekat bergelut dengan seni budaya.
Adapun mata pencaharian Masyarakat Gianyar adalah Pertanian dan Seni baik berupa seni pahat, ukir, ataupun seni lukis.Dengan luas wilayah meliputi 36.800 ha, dibandingkan dengan Denpasar sebagai kota dagang dengan kepadatan tinggi di pusat kota, kepadatan Gianyar justru mengarah ke daerah pinggir yang merupakan kawasan wisata terutama di daerah Kecamatan Ubud. “Di sisi barat Gianyar, yang meliputi kawasan Sayan hingga ke Payangan, masyarakaynya telah banyak menjadikan tempat itu sebagai daerah hunian wisata berkelas butik hotel yang mengutamakan privasi sedangkan daerah pusat Ubud berkembang jenis pension dan homestay yang berbaur dengan penduduk asli, hal itu dilakukan sebagai mata pencaharian di bidang pariwisata,”paparnya.
Di bidang Pertanian, para petani Kabupaten seni ini tidak kalah dengan kabupaten lainnya. Hingga kini Gianyar masih mampu mempertahankan produksi beras dan hasil komoditi pertanian lainnya. Keberhasilannya ini tentu tak lepas dari kerja keras pemerintah dan masyarakat yang memiliki semangat tinggi untuk membangun.
Beberapa kota di kabupaten Gianyar memiliki kesenian/ kerajinan khas yang membedakannya dengan tempat lain. Di desa ketewel misalnya,tari Hyang topeng merupakan tari yang berkaitan erat dengan upacara-upacara adat di kabupaten Gianyar. Kabupaten Gianyar juga sangat terkenal dengan julukannya sebagai pusatnya ukir-ukiran dan patung terbesar di Bali yang kesemuanya itu bisa di dapatkan di pasar seni sukawati atau guwang, kalau urusan kerajinan emas dan perak terdapat satu kecamatan di Gianyar yang penduduknya sebagian besar sebagai pengrajin emas dan perak yaitu desa celuk.
Di zaman era otonomi daerah sekarang ini penduduk merupakan objek dan subyek pembangunan yang sangat potensial untuk bisa mengembangkan dan menggali potensi daerah yang ada. Penduduk yang besar tidak saja merupakan asset dalam pembangunan tetapi juga bisa merupakan bumerang dalam menjalankan pembangunan daerah, hal ini dapat disebabkan oleh karena masih cukup tingginya jumlah penduduk dengan SDM yang masih rendah, sehingga meyebabkan beban bagi pelaksanaan pembangunan.
Berdasarkan hasil pendataan selama tiga tahun terakhir ( 2006, 2007 dan 2008 ), penduduk Kabupaten Gianyar menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya. Penduduk Gianyar yang berjumlah 411.423 jiwa pada tahun 2006 meningkat menjadi 417.350 jiwa pada tahun 2007 dan pada akhir tahun 2008 penduduk Gianyar telah berjumlah 424.738 jiwa. Jadi dalam tiga tahun terakhir saja penduduk Gianyar telah meningkat sebesar 13.315 jiwa.” Penduduk ini tersebar secara tidak merata di 7 Kecamatan dengan Kecamatan Sukawati memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu sebesar 85.794 jiwa dan Payangan dengan jumlah penduduk sebesar 40.663 jiwa merupakan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang paling kecil,”jelasnya. (ding)