Dapat Info Akan Tempati Kios Sempit, Puluhan Pedagang Datangi Kantor DPRD

Lombok Tengah, MP – Puluhan pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Persatuan Pedagang Pasar Renteng mendatangi Kantor DPRD, Rabu (5/4) guna Resharing bersama Dinas Perkim, Dinas Perhubungan, Perindag dan Dinas Pendapatan, dan diterima oleh wakil ketua DPRD Kab. Lombok Tengah, H. M. Mayuki, S.Ag.

Mereka menyampaikan banyaknya keluhan yang dihadapi selama ini. Baik di lokasi relokasi yang mereka tempati setelah kebakaran Pasar Renteng, juga terkait info sempitnya kios yang akan mereka tempati nanti di relokasi pasar yang baru yang akan dibangun.

Salah seorang perwakilan pedagang, H. Mawardi mengatakan, setelah peletakan batu pertama pembangunan pasar renteng baru,  dari informasi yang didapatkan akan dibangun kios baru dengan ukuran 2×2 meter. Menurutnya, ukuran tersebut merupakan tempat yang sangat sempit bagi pedagang terutama bagi yang berjualan 4 komoditi, yaitu Konveksi, Alat Rumah Tangga, Sepatu Sandal dan Tas, dan pedagang Snack.

“Jika dibandingkan dengan kios yang ditempati sebelum kebakaran yaitu 3×4, Merupakan keresahan kami sebagai pedagang karena akan menempati  tempat yang sempit. Mengingat karakter masyarakat, mereka akan berbelanja jika barang dipajang.” Kata Mawardi.

Sementara terkait dengan data pedagang, setelah direkolasi pasca kebakaran, datanya membengkak. Banyak juga ditemukan tidak validnya antara data yang berjualan dengan KTP  terdata yang menempati kios, bahkan ada juga yang satu orang bisa menempati 3 kios. Belum lagi masalah mutasi kepemilikan, banyak yang sudah mengganti rugi dan pindah tangan tapi nama tidak berubah. “Jika tidak ada update dan hal ini dibiarkan berlarut-larut,  dikhawatirkan akan membuat kerancuan data ketika manti kita akan menempati pasar yang baru,” terang Mawardi.

Selain itu, lanjutnya, masalah lalulintas dan parkir juga menjadi keluhan para pedangan dan pembeli. Sekarang ini Angkutan umum dengan seenaknya saja keluar masuk dan menurunkan penumpang. Hal itu membuat jalur jadi macet terutama jalan Tebero yang setiap pagi tidak bisa dilalui. Terkait Parkir, banyak tukang parker yang saling rebut lahan bahkan sampai berkelahi, membuat ketidaknyaman terutama pada pihak pedagang. Untuk itu Mawardi mengharapkan kepada Dinas Perhubungan agar jalur tersebut dibuat satu jalur dan diarahkan ke terminal dan tukang parkir harus ditertibkan.

Menjawab keluhan para pedagang, Kabid Cipta Karya, Shopo, menjelaskan kalau selama ini para pedagang mendapatkan informasi yang salah terkait dengan pembangunan pasar renteng. Memang betul ada yang dibangun dengan ukuran 2×2, tapi akan dibangun Variatif sesuai dengan hasil survey dan data assisting dari Perindag.

Pasar renteng ini akan dibangun dua lantai dengan rincian di lantai I akan dibangun kios 130 dengan ukuran 2×2, 2×3 7 kios, 3×4 sebanyak 77, los basah 56 dengan ukuran 2×2 dan los kering 182 dengan ukuran 2×2 juga. Untuk lantai 2, akan dibangun kios pasar ukuran 2×2 124, 24 ukuran 2×3, 107 ukuran 3×4 dan los kering sebanyak 568 dan tidak disediakan los basah.

“Pasar Renteng ini akan dibangun dengan konsep yang sama dengan Pasar Kopang yaitu pasar modern Cuma bedanya di pasar Renteng ini tingkat 2,” kata Shopo.

Terkait dengan Lalu-lintas yang macet dan banyaknya Parkir liar, L. Sabit Bunani, dari Dinas Perhubungan menjelaskan, kalau jalan yang dikeluhkan pada pedagang, akan ditertibkan sehingga semuanya bisa diarahkan masuk langsung ke Terminal. Kalau terkait Parkir, ia akan menyampaikan permasalah tersebut ke Kepala Dinas.

Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, H. Saman, menjelaskan, terkait dengan data-data para pedagang, ia sedang mendata ulang. Nantinya, data-data tersebut akan ditempel di pasar dan di uji public. “Kalau terkait dengan masalah pindah tangan, harus melalui dinas. Jika ada yang melakukan tanpa sepengetahuan dinas maka itu dianggap tidak sah,” tegasnya.  (*)