Kab. Lubuk Linggau Pelajari Tata Kelola Lombok Tengah

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lingga Kepulauan Riau mengunjungi Pemkab Lombok Tengah (Loteng) untuk belajar terkait tata kelola pemerintahan Loteng. Pemkab Lingga menilai antara Kabupaten Lingga dengan Loteng memiliki kemiripan karekteristik dari beberapa sektor. Rombongan yang dipimpin Bupati Lingga, H. Alias Welo, S.Ip, disambut Wakil Bupati Loteng, HL. Pathul Bahri, S.Ip, Sekda Loteng, HM. Nursiah, Kepala Kejaksaan Praya, Kepala Pengadilan Negeri Praya, dan beberapa Kepala OPD lingkup Kabupaten Loteng. Acara berlangsung di Ruang Rapat Utama Kantor Bupati, Kamis (05/12).

Wakil Bupati Loteng, HL. Pathul Bahri menyampaikan gambaran umum wilayah Loteng. Luas wilayah Loteng sekitar 1.208 km persegi dengan jumlah penduduk sekitar 1 juta jiwa lebih, terbagi atas 23 129 Desa dan 12 Kecamatan.

Pathul menceritakan, saat ini PAD Loteng mencapai 2,25 miliar. Selain itu, APBD Loteng dulu hanya 600 miliar dan sekarang bisa mencapai 2,2 triliun. Ini merupakan multi pelayanan effect dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. “Saat ini di Loteng terdapat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dengan luas 1.200 hektar. Pada tahun 2020 harus sudah terbangun hotel sekitar 5.900 hotel. Sehingga pada September 2021 mendatang, saat Moto GP diselenggarakan, semua penginapan harus tersedia. Selain itu, kita juga akan mempersiapkan rumah sakit bertaraf Internasional, dengan anggaran sekitar 1,3 triliun” jelasnya

Diapaparkannya, di KEK Mandalika akan dibangun sirkuit moto GP dengan luas 1.200 hektar. Semua tidak terlepas dari sinergitas antara Pemerintah Pusat dengan semua pihak. “Kita harapkan semua bentuk pembangunan yang ada di Loteng semakin menambah PAD Loteng. Dengan bertambahnya PAD tentu akan berdampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat juga secara otomatis akan meningkat pesat,” tuturnya.

Disampaikannya, Loteng terkenal dengan keindahan pantainya. Pantai di Loteng dengan ciri khas pasir putih berbutir tersebar sepanjang 87 kilo. Semua merupakan anugerah tuhan yang telah menghamparkan keindahan pantai di Loteng ini. “Selain pantai, kita juga memiliki air terjun sangat indah di bagian utara. Air terjun tersebar luas di bawah kaki gunung Rinjani. Tinggi air terjun yang ada di Loteng bisa mencapai 60 meter,” ungkapnya.

Lebih jauh disampaikan, Pemerintah pusat sangat peduli dengan Loteng. Buktinya, tidak segan-segan anggaran digelontorkan untuk Loteng. Belum lama ini 15 Kementerian Pusat datang ke Lombok dengan membawa program dengan jumlah anggaran 6,7 triliun. Selain itu, Bank duni dunia juga telah menggelontorkan CSR sebesar 70 miliar kepada Loteng. “Semua itu merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada Loteng. Untuk pembebasan lahan by pass dari Bandara menuju KEK Mandalika, Pemerintah Pusat  menggelontorkan Rp. 361miliar. Sementara, untuk fisiknya sebesar Rp. 1,4 triliun,” katanya.

Sementara, Bupati Lingga, H. Alias Welo dalam kesempatan tersebut memaparkan maksud kunjungannya ke Loteng untuk menimba ilmu. Menurutnya, Loteng merupakan Kabupaten yang sudah berdiri lama, selang 1 tahun dengan Kemerdekaan Republik Indonesia. Dibandingkan Kabupaten Lingga, hanya berumur 15 tahun. Karenanya, banyak hal yang perlu dipelajari di Kabupaten Loteng. “Tujuan kami ke Loteng untuk belajar terkait apa saja yang ada di Loteng karena usia Kabupaten kami tergolong sangat muda jika dibandingkan dengan Loteng. Terlebih saya juga melihat ada kesamaan sektor antara Lingga dengan Loteng,” katanya.

Dijelaskan, Kabupaten Lingga merupakan pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau. Jumlah penduduk hanya 103 ribu juta jiwa terbagi atas 65 Desa, 7 Kelurahan dan 3 Kecamatan. Sementara APBD sejumlah Rp. 1,1 triliun. “Kami memiliki 604 pulau di sana dan baru 98 pulau yang berisi, sisanya kosong. Kami fokus pada 4 sektor pondasi pertumbuhan ekonomi yakni, Pertanian, perikanan, peternakan, dan pariwisata,” jelasnya.

Diceritakan, awalnya Kabupaten Lingga fokus pada sektor pertambangan timah, Pasir darat, boksit, mineral, granit, dan pertambangan lainnya. Namun saat ini sudah dihentikan karena tidak menguntungkan dan dampaknya  sangat besar bagi masyarakat. “Dulu kami mengandalkan sektor pertambangan namun dampaknya dangat tidak baik bagi masyarakat. Sehingga kami saat ini fokus membangun pertanian, perikanan, peternakan, dan pariwisata,” pungkasnya. (ces)