oleh

Wapres : Masyarakat Harus Ikut Cegah Stunting

LOMBOK TENGAH, MP – Wakil Presiden Republik Indonesia, H Yusuf Kalla mengajak semua elemen masyarakat bersama-sama mencegah dan memerangi kondisi stunting atau anak kerdil. Karena, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, tanpa ada dukungan dari masyarakat. “Sehebat apa pun program dan walaupun begitu banyak uang disiapkan dalam program ini, tanpa masyarakat tidak akan terwujud dan berjalan,” katanya Yusuf Kalla ketika mengunjungi desa Dakung, kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, dalam acara Forum Pertemuan Desa untuk pencegahan Stunting, Kamis (5/7).

Sementara, pemerintah pusat telah berkomitmen dan bersatu mengatasi  persoalan stunting. Itu ditandai dengan beberapa menteri ikut serta terlibat mengatasi stunting. Seperti, menteri desa dengan anggaran dana desa yang digelontorkan ke desa. Menteri PU dengan program perbaikan infrastruktur yang dilakukan. Begitu pula dengan menyediakan air bersih. Karena tanpa air bersih, masyarakat tidak akan hidup sehat. Menteri Kesehatan dengan programnya serta menteri lainnya. “Tinggal sekarang pemerintah Provinsi, Kabupaten, desa dan masyarakat yang harus bersatu padu mensuksekan program pencegahan stunting tersebut,” serunya.

Kenapa hal ini harus dilakukan tegas Yusuf Kalla, karena ini menyangkut masa depan anak bangsa. Kalau anak bangsa banyak yang kerdil, maka cara berpikir dan bertindak tidak akan maksimal. Sehingga, kehidupan yang akan datang sangatlah berpengaruh dan semua itu tergantung dari kita semua dalam mengatasi dan mencegah stunting. “Apa yang kita lakukan hari itu, akan kita nikmati di masa depan kelak. Semua ini juga untuk anak masa depan anak bangsa kita,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, gerakan ini harus disukseskan. Apalagi gerakan ini didukung oleh worl bank. “Mari kita sukseskan program ini,” tandasnya.

Sementara, Gubernur NTB, TGB Zainul Majdi berharap program ini bisa sukses dijalankan, hingga membuahkan hasil yang baik.

Tapi, jangan seperti program-program yang sebelumnya, setelah selesai programnya, lantas ditinggalkan begitu saja, tanpa meninggalkan kesan yang baik. “Hampir 90 persen program yang ada di NTB tidak memiliki target. Begitu selesai, mereka tinggalkan dan selesai semuanya,” katanya.

Malah jelas yang disapa TGB itu, orang yang mempunyai program pulang dan pekerjanya juga pulang. Lalu apa yang dihasilkan tidak ada dan tidak berlanjut. Intinya dalam mewujudkan dan mensukseskan program itu adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat, sehingga lahirlah gerakan yang bermanfaat bagi masyarakat. “Insya Allah saya pastikan program ini akan berjalan sukses untuk membangun kesehatan masyarakat NTB,” tungkasnya.

Kades Dakung, H Mastur mengatakan, pihaknya beserta semua masyarakat Dakung berkomitmen untuk mensukseskan program tersebut. Buktinya, berbagai upaya telah ia lakukan, mulai dari menyediakan air bersih, seperti membuatkan sumur bor di setiap dusun. Kini saja ada 10 sumur bor yang telah dibuatnya. Itu pun semua masyarakat sudah menikmatinya.

Kemudian, di desa Dakung sendiri dari data Januari hingga Maret ada 67 stunting dan balita sebanyak 23 orang. Tapi dari data April hingga Juni sudah mengalami penurunan sebanyak 15 orang. Semua ini berkat kerjsama yang telah dilakukan oleh semua pihak. “Hanya saja kami tetap masih membutuhkan sumur bor bawah tanah dan perbaikan sarana jalan,” keluhnya di hadapan Wapres. |dk